Setan Dendam
cinta
Bel Istirahat Berbunyi.
Fanissa yang sedang belajar langsung
turun tangga untuk jajan di kantin.
Setelah Fanissa selesai membeli
makanan, dia kembali ke atas lalu memakan makanannya.
Luthfi yang dari jauh sedang
memperhatikan Fanissa yang sedang makan di mejanya, tiba-tiba menghampiri Fanissa…
[Luthfi Scene]
[Luthfi Scene]
Luthfi :”Wah, Fanissa lagi sendirian nih... kelas juga lagi
kosong... kayaknya pas nih nembak dia sekarang...” (dalam hati) (senyum khas Luthfi)
[End Luthfi Scene]
Fanissa :”Ngapain
kamu kesini…?!! (dengan muka agak sebel)
Luthfi :”Terserah aku dong mau kemana aja… (sambil tersenyum khas Luthfi)”
Fanissa :”Ihh….. pergi sana!, ganggu orang makan aja…!!”
Luthfi :”Terserah aku dong mau kemana aja… (sambil tersenyum khas Luthfi)”
Fanissa :”Ihh….. pergi sana!, ganggu orang makan aja…!!”
Luthfi :”Jangan gitu
dong, emang kamu nggak mau sama aku yg baik dan perhatian ini…??”
Fanissa :”Idih… najiss... siapa juga yang mau sama kamu”
Luthfi :”Fan, jadi kamu menolak cintaku ini…?? (dengan kecewa)”
Fanissa :”YAAA….(dengan tegas) emang orang kyk kamu bisa punya pacar??”
Fanissa :”Idih… najiss... siapa juga yang mau sama kamu”
Luthfi :”Fan, jadi kamu menolak cintaku ini…?? (dengan kecewa)”
Fanissa :”YAAA….(dengan tegas) emang orang kyk kamu bisa punya pacar??”
Kemudian Luthfi duduk kembali
ketempatnya….
Herlina dari pintu kelas ternyata
tidak sengaja mendengar keributan di kelas, diapun mengintip kejadian tersebut.
[Herlina Scene]
Herlina :”Wah, si Luthfi nembak Fanissa di kelas,
terus dia ditolak... kejam banget lagi, pasti dia sakit hati banget... kayak...”
(dalam hati)
[End Herlina Scene]
Herlina :”Fan, nggak
terlalu kejam tuh…?”
Fanissa :”Apanya?” (bingung sambil melanjutkan makan)
Herlina :”Itu tadi, pas kamu nolak si Luthfi mentah-mentah”
Fanissa :”Apanya?” (bingung sambil melanjutkan makan)
Herlina :”Itu tadi, pas kamu nolak si Luthfi mentah-mentah”
Fanissa :”Kamu tahu?!” (kaget)
Herlina :”Iya... maap deh, nggak sengaja kok tadi pas
mau ke kelas gue denger ribut-ribut, jadi aku ngintip...”
Fanissa :”Ah... Herlin mah... jangan bilang
siapa-siapa ya...”
Herlina :”Iya lah... nggak bakalan. Tapi, kayaknya
nih Fan... si Luthfi pasti nggak bakalan masuk seminggu ini!!
(seketika itu juga Fanissa batuk
keselek makanannya gara-gara omongan Herlina)
Fanissa :”Uhuk…
Haah… Lebay amat dah….”(dengan kaget)
Herlina :”Pelan-pelan makannya…(sambil mengusap punggung Fanissa) seriusan… liat aja besok…”
Herlina :”Pelan-pelan makannya…(sambil mengusap punggung Fanissa) seriusan… liat aja besok…”
Fanissa :”Apa mungkin ya... gue terlalu keras...?”
(dalam hati sambil melihat Luthfi)
Bel pulang sekolah pun berbunyi…
Frisca :”Fan, pulang bareng yuk..?”
Fanissa :”Ayuk…”
Frisca :”Fan, pulang bareng yuk..?”
Fanissa :”Ayuk…”
Waktu sedang siap-siap, Fanissa
melihat ke arah Luthfi lagi yang dari tadi diam terus sambil menunduk kebawah
meja setelah setelah percakapan tadi…
Fanissa :”Luth,
kamu nggak papa….?”
Luthfi menengok ke arah Fanissa
dengan seram… (tatapan seram khas Luthfi)
Fanissa :”O-Ok…
aku akan pergi” (sambil meniggalkan Luthfi, dengan rasa takut)
Diperjalanan pulang, Fanissa bercerita
tentang kejadian tadi ke Frisca
Frisca :”Hati-hati loh
Fan, takutnya dia ntar kenapa-kenapa”
Fanissa :”Ahk Frisca…
jangan nakut-nakutin gituu...” (panik)
Frisca :”Beneran! hati-hati… nih aku pernah diceritain sama kakakku, temennya itu pernah ngalamin kejadian sama kayak gini… trus akhir-akhirnya yang patah hati ngebut terus nabrak anak kecil... kata orang-orang, anak kecil itu berubah jadi setan dendam cinta, jadi, setan itu akan menghampiri orang yang sedang patah hati BANGET karena cintanya ditolak, dan setan itu akan merasuki orang tersebut dan akan membunuh orang yg telah menolak cintanya itu, nah temen kakakku besoknya langsung hilang… Serem deh Fan”
Fanissa :”ahk ahk Frisca... serem banget..., trus aku harus ngapain dong nih…??(dengan muka ketakutan)
Frisca :”Fan, kayaknya kamu harus minta maaf ke dia deh, terus terima dia…”
Fanissa :”APAAA??!! aku nggak mau sama dia Fris”
Frisca :”Mau mati nih…”
Fanissa :”Nggak gitu juga Fris… emang gak ada jalan lain Fris?”
Frisca :”Aku nggak tau Fan, harus gimana lagi…”
Frisca :”Beneran! hati-hati… nih aku pernah diceritain sama kakakku, temennya itu pernah ngalamin kejadian sama kayak gini… trus akhir-akhirnya yang patah hati ngebut terus nabrak anak kecil... kata orang-orang, anak kecil itu berubah jadi setan dendam cinta, jadi, setan itu akan menghampiri orang yang sedang patah hati BANGET karena cintanya ditolak, dan setan itu akan merasuki orang tersebut dan akan membunuh orang yg telah menolak cintanya itu, nah temen kakakku besoknya langsung hilang… Serem deh Fan”
Fanissa :”ahk ahk Frisca... serem banget..., trus aku harus ngapain dong nih…??(dengan muka ketakutan)
Frisca :”Fan, kayaknya kamu harus minta maaf ke dia deh, terus terima dia…”
Fanissa :”APAAA??!! aku nggak mau sama dia Fris”
Frisca :”Mau mati nih…”
Fanissa :”Nggak gitu juga Fris… emang gak ada jalan lain Fris?”
Frisca :”Aku nggak tau Fan, harus gimana lagi…”
Fanissa melihat sekelebat makhluk
putih melintas.
[Fanissa Scene]
Fanissa :”Hah?! Apaan tuh tadi?!! (kaget) Pasti cuman perasaan gue doang... (dalam hati)
[End Fanissa Scene]
Frisca :”Kamu kenapa Fan? Kok tiba-tiba kaget gitu?”
Fanissa :”Ah-haha... nggak papa kok...”
Mereka pun pulang kerumah
masing-masing
Fanissa :”Gimana
nih… jadi serem gini, Tanya Hamzah aja deh... diakan deket sama Luthfi...(kemudian sms Ha)
Fanissa :(sms) “Zah, Luthfi nggak kenapa-kenapa ‘kan?”
Hamzah :(sms) “Nggak tau nih tadi di sekolah Luthfi diem terus.. trus mukanya pucet gitu…,emang knp Fan?”
Fanissa :(sms) “Zah, Luthfi nggak kenapa-kenapa ‘kan?”
Hamzah :(sms) “Nggak tau nih tadi di sekolah Luthfi diem terus.. trus mukanya pucet gitu…,emang knp Fan?”
Fanissa terkejut membacanya..
Fanissa :(sms) “Oh gitu... nggak papa Zah, makasih”
[Inas Scene]
Inas :”Hahahahaha...
kamu akan mati! kamu akan mati! (suara kecil menggema)
[End Inas Scene]
Fanissa :”Ya ampuunn...! gue harus tidur kalo begini,
serem banget!”
Besoknya…..
benar yg dikatakan Herlina, Luthfi nggak masuk …
benar yg dikatakan Herlina, Luthfi nggak masuk …
Fanissa :”Wah, bener Lin, si Luthfi nggak masuk...”
Herlina :”Bener kan, yang kubilang...”
Fanissa :”Nanti pulang sekolah temenin aku minta maaf
ke Luthfi ya...”
Herlina :”Oke!, tapi emang kamu tau rumahnya?”
Fanissa :”Aku juga ngajak Frisca sama Hamzah kok”
Pulang sekolah:
Fanissa meminta bantuan Frisca, Herlina
dan Hamzah untuk meminta maaf ke Luthfi dan pergi kerumah Luthfi
sesampainya di depan rumah Luthfi
Fanissa :”Zah… beneran ini rumahnya Luthfi..? serem bgt...”
Hamzah :”Dia cuma tinggal berdua sama adiknya… orang tuanya sering pergi keluar negeri, dan jarang banget pulang kerumah, adiknya dia itu agak aneh gitu…”
Frisca :”Aneh gimana??”
Hamzah :”Entar juga tau…”
Fanissa :”Udah berapa kali kamu kesini Zah?”
Herlina :”Cuma sekali ketika aku diajaknya bermain ke rumahnya, yaudah kita coba masuk yuk”
Mereka menuju pintu depan dengan
saling dorong mendorong, dan mengetoknya…
kemudian pintu terbuka dengan sendirinya… Fanissa, Frisca,Herlina & Hamzah kaget
kemudian pintu terbuka dengan sendirinya… Fanissa, Frisca,Herlina & Hamzah kaget
Herlina :”Zah...
pintunya ada sensor otomatisnya yaa...? bisa kebuka sendiri gitu..”
Hamzah :”Kayaknya sih si Luthfi deh yang bukain”
Hamzah :”Kayaknya sih si Luthfi deh yang bukain”
Tiba-tiba muncul anak kecil dari
balik pintu dan mengagetkan mereka semua
Inas :”BAAAAA…..(dengan keras)”
Fa, Fr, He & Ha:”WAAAAA….”
Inas :”Hahahaha…. Kalian lucu… Kalian lucu hahaha”
Hamzah :”Nas... jangan ngagetin gitu dong…”
Fa, Fr, He & Ha:”WAAAAA….”
Inas :”Hahahaha…. Kalian lucu… Kalian lucu hahaha”
Hamzah :”Nas... jangan ngagetin gitu dong…”
kemudian Inas lari kedalam, dan
meninggalkan mereka ber-4
Frisca :”Kok dia malah
lari ke dalem sih…. Aneh”
Herlina :”Kok aku kyk tau anak kecil itu yaa…”(berbicara kecil)
Hamzah :”Tuhkan dibilang dia itu aneh”
Fanissa :”Zah, mana Luthfi nya??”
Hamzah :”coba kupanggil dulu” (kemudian memanggil Luthfi) “Luut…… Luuut…..”
Herlina :”Kok aku kyk tau anak kecil itu yaa…”(berbicara kecil)
Hamzah :”Tuhkan dibilang dia itu aneh”
Fanissa :”Zah, mana Luthfi nya??”
Hamzah :”coba kupanggil dulu” (kemudian memanggil Luthfi) “Luut…… Luuut…..”
kemudian terdengar suara anak kecil
dengan menggema dengan ketawa kecil yg mengerikan
Inas :”Hahaha … masuk aja…. Dia ada di
atas… hahaahaa…”
kemudian muncul kata kata serem yaitu
“kalian akaaan maaatiiii….. hahaha”
mereka kaget lagi
mereka kaget lagi
Herlina :”Aduh
merinding nih….”
Fr isca, Fanissa :”sama nih…”
Hamzah :”Yaudah kita coba keatas dulu deh.. yuk”
Fr isca, Fanissa :”sama nih…”
Hamzah :”Yaudah kita coba keatas dulu deh.. yuk”
ketika mereka menuju lantai atas…
tiba-tiba pintu depan tertutup sendiri dengan keras
mereka kaget lagi, tapi tetap menuju ke kamar Luthfi dan mengetok pintu kamar Luthfi
mereka kaget lagi, tapi tetap menuju ke kamar Luthfi dan mengetok pintu kamar Luthfi
Hamzah :”Fan, sana coba masuk”
Fanissa :”Ahk takut nih… Zah, lu dulu masuk dulu gih…”
Hamzah :”Lut ini aku, dan ada Fanissa, Frisca, dan Herlina disini, Fanissa katanya mau minta maaf ke kamu..”
di dalam Luthfi sedang duduk menghadap jendela membelakangi mereka dan menjawab
Fanissa :”Ahk takut nih… Zah, lu dulu masuk dulu gih…”
Hamzah :”Lut ini aku, dan ada Fanissa, Frisca, dan Herlina disini, Fanissa katanya mau minta maaf ke kamu..”
di dalam Luthfi sedang duduk menghadap jendela membelakangi mereka dan menjawab
Luthfi :”Minta maaf buat apa? (dengan suara serak agak seram)
Fanissa :”Lut, aku minta maaf buat kata-kataku kemarin, tolong jangan sakit hati….”
Luthfi :”Aku nggak bisa melupakannya, karena kau sudah menyakiti hatiku”
Frisca :”Luth, masih banyak cewe lainnya yg lebih baik dari Fanissa!!”
Luthfi :”Aku nggak bisaa…”(memukul meja lalu berdiri) (beberapa saat duduk lagi)
kemudian Inas muncul dengan membawa
sesuatu
Inas :”Ini silahkan dimakan hihihi…
kalian harus memakannya.. makan(dengan memaksa)
Herlina :”Ba.. baiklah.. hei makan nih..”
Herlina :”Ba.. baiklah.. hei makan nih..”
Kemudian mereka memakannya bersamaan…
tak lama mereka tertidur, setelah bangun mereka telah diikat tali…
Fanissa :”Hah?!
Apa-apaan nih… Luth?! Lepasin(dengan ketakutan)
Hamzah :”Luth! kamu kenapa sih…??! Kita ini kan temenmu??!”
Luthfi :”Temen?? Kata kalian hahaha… BUKAAN kalian itu pengganggu dan jahat”
Frisca :”Luth sadar Luth!”(dengan agak histeris)
Inas :”Kalian lucu haha… lucu…. Ini mengasyikkan”
Herlina :”Hei kalian ini ingin apa sih dari kita?”
Luthfi :”Kalian ingin tau hah? Beneran ingin tau? …. Aku ingin kalian merasakan perasaanku yang tersakiti ini hahhah dengan cara yg lebih KASARR”
Inas :”Kasar… kasar… (dengan ketawa-ketawa mengerikan) sambil memegang sebuah pisau”
Hamzah :”K.. Ka… Kau mau apa dengan pisau itu…(dengan muka ketakutan)”
Luthfi :” Dialah setan dendam cinta, ternyata dia ingin bermain-main dan ingin balas dendam juga, dia adalah anak kecil yang pernah kau tabrak Her..”
He :”a…apa dia(dengan terkejut)
Hamzah :”Luth! kamu kenapa sih…??! Kita ini kan temenmu??!”
Luthfi :”Temen?? Kata kalian hahaha… BUKAAN kalian itu pengganggu dan jahat”
Frisca :”Luth sadar Luth!”(dengan agak histeris)
Inas :”Kalian lucu haha… lucu…. Ini mengasyikkan”
Herlina :”Hei kalian ini ingin apa sih dari kita?”
Luthfi :”Kalian ingin tau hah? Beneran ingin tau? …. Aku ingin kalian merasakan perasaanku yang tersakiti ini hahhah dengan cara yg lebih KASARR”
Inas :”Kasar… kasar… (dengan ketawa-ketawa mengerikan) sambil memegang sebuah pisau”
Hamzah :”K.. Ka… Kau mau apa dengan pisau itu…(dengan muka ketakutan)”
Luthfi :” Dialah setan dendam cinta, ternyata dia ingin bermain-main dan ingin balas dendam juga, dia adalah anak kecil yang pernah kau tabrak Her..”
He :”a…apa dia(dengan terkejut)
kemudian teringat ketika He menabrak
anak kecil itu…
[Flashback]
Herlina :”Bodohhhh! Bodohhh! Kenapa dia menolak aku
sih! Padahal aku kan sayang banget!”
Inas :”Aaaaaa!”
Herlina :”Awasssss!”
Jebret! Krompyang! Bledek! Gluduk!
Derrr!
Herlina :”Ahh?! Gimana nih??? Aku harus kabur
jauh-jauh!”
[End Flashback]
Herlina :”J...Jadi kamu anak kecil yang kutabrak 1
tahun yang lalu??!” (ketakutan)
Inas :”Hihihihihihihi”
Fanissa :”Luth
hentikan, ini nggak bagus…”
Luthfi kemudian menggambil sebuah
kamera dan merekam mereka semua terikat…
Hamzah :”Luth hentikan ini udah melewati batas…”
Luthfi :”Kalian menyedihkan sekalii… sangat menyedihkan hahaha…”
Inas :” Menyedihkan…”(dengan ekspresi sedih)
Fanissa :”Luth hentikan, kita minta maaf atas apa yg kami lakukan pada kalian”(sedih)
Luthfi :”Tak semudah itu untuk memaafkanmu…!Aku tak puas dengan kata maaf”
Frisca :”Jangan siksa kami”(sedih)
Inas :”Siksa… siksa dengan apa?”
Luthfi :”Inas, kau puaskan dendam mu pada Herlina, sisanya biar aku yang urus”
Inas :”Ihihihihihi... terima kasih kak!”
Luthfi :”Kalian menyedihkan sekalii… sangat menyedihkan hahaha…”
Inas :” Menyedihkan…”(dengan ekspresi sedih)
Fanissa :”Luth hentikan, kita minta maaf atas apa yg kami lakukan pada kalian”(sedih)
Luthfi :”Tak semudah itu untuk memaafkanmu…!Aku tak puas dengan kata maaf”
Frisca :”Jangan siksa kami”(sedih)
Inas :”Siksa… siksa dengan apa?”
Luthfi :”Inas, kau puaskan dendam mu pada Herlina, sisanya biar aku yang urus”
Inas :”Ihihihihihi... terima kasih kak!”
mereka ber-4 kaget sekaget-kagetnya
mendengar itu….
Herlina :”Luthfi
jangan lakukan itu….”
Inas :”Jangan ? kenapa jangan? Hihihi…”(sambil mendekati Herlina dan menunjukan pisaunya)
Inas :”Jangan ? kenapa jangan? Hihihi…”(sambil mendekati Herlina dan menunjukan pisaunya)
Herlina ketakutan setengah mati….
Inas :”Hihihi! Mati lah! Mati! Mati! Mati! (mengayunkan pisau berkali-kali)
Herlina :”M-M-Ma-Maa-Maafkan A-A-Ak-Aku...” (suara
perlahann menghilang)
Ham,Fris,Fan :”Herlinaaaaaaaaaaaaa!”
Hamzah :”Luth sadar Luth…. Istighfar….”
Luthfi :”Hah apa itu istighfar??! Hah?! Sudah cukup saatnya bersenang-senang lagi Nas”
Inas :”Bersenang-senang yey… hahahahaa!!”
Luthfi :”Kalian takan mengerti apa yang aku rasakan…”
Luthfi :”Hah apa itu istighfar??! Hah?! Sudah cukup saatnya bersenang-senang lagi Nas”
Inas :”Bersenang-senang yey… hahahahaa!!”
Luthfi :”Kalian takan mengerti apa yang aku rasakan…”
kemudian Inas membunuh mereka satu
persatu, kecuali Fanissa...
Inas :”Yey!
Bunuh! Bunuh! Darah! Hihihihihi”
Fanissa :”Teman-temaaan!”
Luthfi :”sekarang tinggal kamu... (mengasah pisau pake tangan)
Luthfi :”sekarang tinggal kamu... (mengasah pisau pake tangan)
Fanissa :”Maafkan
Aku Luth…”(dengan sedih)
Luthfi :”Berisik! Rasakan Ini!”
Luthfi dan Inas lalu pergi
meninggalkan rumah itu… dan mencari tempat baru untuk mencari korban yang lebih
nyaman dan lebih seru
Luthfi :”Berhati-hatilah
pada hati seseorang yang kalian anggap remeh, karena itu adalah hal yg berbahaya jika kalian
mempermainkannya hahahahahaa….”
THE END
Posting Komentar